MASALAH KEPENDUDUKAN
Masalah kependudukan di indonesia antara lain
faktor ekonomi, pendidikan,dan meningkatnya
jumlah penduduk, dan lapangan kerja pun semakin menyempit dan sulit,
sedangkan semakin menambahnya penduduk semakin sedikit lowongan kerja yg
membuat para pekerja akhirnya menjadi pengangguran. Dan kedepanya akan berdampak kriminalitas dan
naiknya kemiskinan.
Masalah kependudukan lainya dengan faktor
belum meratanya kepadatan penduduk dalam satu wilayah. Semankin banyak penduduk
dalam satu wilayah itu maka akan semakin sulit mensejahterakan masyarakatnya
dan sebaliknya semakin sedikitnya penduduk maka kemajuan di wilayah tersebut
akan terhambat. Untuk itu di sinilah pemerintah seharus ikut serta dalam
masalah ini contohnya bekerja sama dengan lembaga-lembaga yg dapat mengendalikan kelajuan penduduk
dengan progam (KB). Hal ini supaya bisa mengontrol angka kemiskinan dan angka
peningkatan penduduknya.
Dari segi lingkungan, masalah pemukiman adalah
masalah penduduk. Ketika manusia berjumlah terbatas dan hidup serba sahaja,
maka cara hidup dan bermukin manusia diserasikan dengan lingkungan alam. Waktu
itu kita tidak mengenal masalah lingkungan hidup. Tapi manusia bertambah banyak
dan akal pikirannya berkembang, sehingga cara hidup dan bermukim tidak lagi
diserasikan dengan lingkungan alam. Malah sebaliknya lingkungan yang diubah
untuk dicocokkan dengan cara hidup dan bermukim manusia. Ruang dirombak untuk
membangun berbagai bentuk perumahan dengan fasilitas pelayanan hidup yang
bermacam-macam, seperti pelayanan kesehatan, pendidikan, hiburan atau pasar
yang harus ditunjang oleh prasarana jalan, angkutan, listrik, air minum dan
sebagainya.
Masalah kemiskinan salah satu wabah penyakit yang menyerang negara-negara sedang
berkembang dewasa ini adalah kemiskinan berserta saudara kembarnya
keterbelakangan. Karena dalam kenyataannya kedua hal itu melemahkan fisik dan
mental manusia yang tentunya mempunyai dampak negatif terhadap lingkungan
Sebab-sebab
Kemiskinan
Sebab-sebab kemiskinan
yang pokok bersumber dari empat hal, yaitu mentalitas si miskin itu sendiri,
minimnya keterampilan yang dimiliki, ketidakmampuannya untuk memanfaatkan
kesempatan-kesempatan yang disediakan, dan peningkatan jumlah penduduk yang
berlebihan. Sesungguhnya keempat hal ini dalam kenyataannya kait mengait.
Apabila orang telah
terperangkap dalam jurang kemiskinan, dan tidak lagi melihat untuk keluar dari
jurang itu, maka ia cenderung mengambil sikap "nerimo" dalam bahasa
Jawanya. Sikap ini bukanlah sikap yang seluruhnya irasional.
Dari pandangan lain kemiskinan
juga identik dengan keterbelakangan. Hal ini akan menyulitkan atau menjadi
penghambat dalam pembangunan ekonomi. Keterkaitan ini dapat dilihat pada :
Masyarakat yang berpenghasilan renadah
kemampuan menabung dan pembentukan investasi baik dari sisi modal maupuan
keterampilam sangat kecil. Kondisi ini berdampak terhadap daya saing meraih
peluang kerja. Dari sisi lain masyarakat yang berpenghasilan rendah, lebih
banyak memanfaatkan tenaganya disbanding pemanfaatan pemikirannya, sehingga
berdampak kepada tingkat kesuburannya yang tinggi. Kondisi tersebut akan
mempertinggi tingkat reproduksi sehingga tingkat kelahiran juga tinggi
dilingkungannya.
Gambar salah satu masalah kependudukan yg
miskin.