Minggu, 25 November 2012

Lirik Lagu yang Berkaitan dengan Manusia dan Keadilan


Keadilan – Nidji


Kami, bukanlah generasi muda yang tolol
Kami, muak dengan ketidakadilan ini
Mau sampai kapan mereka disiksa mati
Padahal mereka menyumbang besar untuk negara

Kami, bukanlah generasi muda apatis
Kami, muak melihat hukum dijual murah
Gayus tanpa malu
Bebas bagaikan turis
Tingkah laku blagu
Pake wig lucu tak tahu malu

Anak muda, teriakkan keadilan
Indonesia, perjuangkan keadilan

Orang bijak bilang
Yang benar pasti akan menang
Terkutuk mereka
Yang membunuh dan yang korup

Belalah bangsamu
Janganlah engkau pernah takut
Ku tunggu dirimu
Di gerbang jayanya keadilan

Aku muak
Aku benci
Kita dinjak-injak

Aku sedih
Melihat ibu bangsa menangis

Keadilan
Keadilan
Demi bangsa
Itulah hak kita
Keadilan

Pengertian Pembalasan dan Hal-hal yang Berkaitan dengan Pembalasan



Pembalasan ialah suatu reaksi atas perbuatan orang lain. reaksi itu dapat berupa perbuatan yang serupa, perbuatan yang seimbang, tingkah laku yang serupa, tingkah laku yang seimbang.
Sebagai contoh, A memberikan makanan kepada B. Di lain kesempatan B memberikan minuman kepada A. Perbuatan tersebut merupakan perbuatan serupa, dan inl merupakan pemba]asan.
Dalam Al-Qur’an terdapat ayat-ayat yang menyatakan bahwa Tuhan mengadakan pembalasan. Bagi yang bertakwa kepada Tuhan diberikan pembalasan dan bagi yang mengingkari perintah Tuhanpun diberikan pembalasan dan pembalasan yang diberikanpun pembalasan yang seimbang. yaitu siksaan di neraka

Pengertian Pemulihan Nama Baik dan Hal-hal yang Berkaitan dengan Pemulihan Nama Baik


Nama baik merupakan tujuan utama orang hidup. Nama baik adalah nama yang tidak tercela. Setiap orang menjaga dengan hati-hati agar namanya tetap baik. Lebih-lebih jika Ia menjadi teladan bagi orang/tetangga disekitamya adalah suatu kebanggaan batin yang tak temilai harganya.
Ada peribahasa berbunyi “daripada berputih mata lebih baik berputih tulang” artinya orang lebih baik mati dari pada malu. Betapa besar nilai nama baik itu sehingga nyawa menjadi taruhannya. Setiap orang tua selalu berpesan kepada anak-anaknya “jagalah nama keluargamu!” Dengan menyebut “nama” berarti sudah mengandung arti “nama baik”. Ada pula pesan orang tua “jangan membuat malu” pesan itu juga berarti menjaga nama baik. Orang tua yang menghadapi anaknya yang sudah dewasa sering kali berpesan “laksanakan apa yang kamu anggap baik, dan jangan kau laksanakan apa yang kau anggap tidak baik!”. Dengan melaksanakan apa yang dianggap baik berarti pula menjaga nama baik dirinya sendiri, yang berarti menjaga nama baik keluarga.
Penjagaan nama baik erat hubungannya dengan tingkah laku atau perbuatan. Atau boleh dikatakan nama baik atau tidak baik itu adalah tingkah laku atau perbuatannya. Yang dimaksud dengan tingkah laku dan perbuatan itu, antara lain cara berbahasa, cara bergaul, sopan santun, disiplin pnbadi, cara menghadapi orang, perbuatan-perbuatan yang dihalalkan agama dan lain sebagainya.

Pengertian Kecurangan dan Hal-hal yang Berkaitan dengan Kecurangan


Kecurangan atau curang identik dengan ketidakjujuran atau tidak jujur, dan sama pula dengan licik, meskipun tidak serupa benar. Sudah tentu kecurangan sebagai lawan jujur.
Curang atau kecurangan artinya apa yang diinginkan tidak sesuai dengan hati nuraninya. Atau, orang itu memang dari hatinya sudah berniat curang dengan maksud memperoleh keuntungan tanpa bertenaga dan usaha? Sudah tentu keuntungan itu diperoleh dengan tidak wajar. Yang dimaksud dengan keuntungan di sini adalah keuntungan, yang berupa materi. Mereka yang berbuat curang menganggap akan mendatangkan kesenangan atau keenakan, meskipun orang lain menderita karenanya.
Kecurangan menyebabkan manusia menjadi serakah. tamak, ingin menimbun kekayaan yang berlebihan dengan tujuan agar dianggap sebagai orang yang paling hebat, paling kaya dan senang bila masyarakat disekelilingnya hidup menderita. Orang seperti itu biasanya tidak senang bila ada yang melebihi kekayaannya. Padahal agama apapun tidak membenarkan orang mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya tanpa menghiraukan orang lain, lebih lagi mengumpulkan harta dengan jalan curang. Hal semacam itu dalam istilah agama tidak diridhoi Tuhan.

Pengertian Kebenaran dan Hal-hal yang berkaitan dengan Kebenaran


Kebenaran selalu menjadi menu utama para Filosof, Ulama atau Rohaniwan pada saat mereka berfilsafat atau berfikir. Dalam hal ini tidak ketinggalan  Romi Satria Wahono sebagai tokoh filsafat muda di Indonesia. Pada forum ini penulis ikut pula mendampingi mereka yang telah  mendahului dengan berbagai argumentasinya.   Hampir semua  Filosof (orang yang mengharungi persoalan filsafat ) merumuskan  pengertian kebenaran sebagai pernyataan (proposisi) . Tapi dalam tulisan ini pernyataan (proposis) tersebut  penulis tidak menjelaskannya. Penulis akan mencoba mengetengahkan tinjauan lain dari konsep kebenaran yakni dalam perspektif Al-Qur’an. Mudah-mudahan kita semua mendapat sebuah perbandingan.
 Firman Allah yang ada  di dalam  Al Quran  sebagai berikut:Sungguh Kebenaran itu datang dari Tuhanmu. oleh sebab itu janganlah  kamu termasuk orang  yang ragu.   Qs.  3: 60  Sungguh Kebenaran itu  datang dari Tuhanmu…..Tentu saja yang “datang dari Tuhanmu” adalah apa saja yang diciptakanNya. Apa saja yang diciptakanNya adalah apa yang  “ada”  di langit dan apa yang ada di bumi serta apa yang ada di antara keduanya.
Kebenaran diartikan  adalah semua yang “ada”, apa yang ada di langit, apa yang ada di bumi dan apa yang ada di antara keduanya dengan segala atributnya.  Semua apa yang“ada”  itulah yang datang dari Tuhanmu ( Allah ). Karena semuanya itu adalah datang  (ciptaan)  dari  Allah swt.
Apa yang ada   terwujud atau didukung oleh tiga faktor utama yakni zat, bentuk dan sifat. Apa yang ada bisa saja berupa benda, berupa proses atau perbuatan, berupa kondisi atau situasi. Di samping itu, termasuk juga wahyu atau Firman Allah yang berupa kitab suci. Dengan kata lain kebenaran itu adalah semua isi alam ini atau alam semesta dengan segala zat yang ada, segala bentuk dan segala sifat  yang melekat padanya. Keberadaannya atau eksisitensinya tidak dapat dibantah atau dinafikan oleh siapapun.  Makanya kita wajib mengakuinya sampai pada tingkat tidak ada keraguan padanya.
Perlu juga diketahui, pengertian kebenaran di dalam masyarakat  cenderung menjurus kepada apa yang dikatakan atau sama dengan konsep betul. Kasus ini sangat mudah ditemui didalam pemakaian kata “benar” dan kata “betul” secara bergantian pada hal-hal yang sama, seperti  2  + 2 =  4 (dinyatakan dengan ungkapan benar atau betul). Pada hal konsep benar dan betul berbeda.Dalam hal ini   dapat kita  berikan contoh; batu itu keras.  Terhadap hal yang demikian maka kita akan memberikan pernyataan atau pengakuan dengan menggunakan kata  benar .  Jika sebuah batu ,  dimasukkan ke dalam air maka batu itu akan terbenam,  keadaan yang seperti itu dinyatakan dengan  menggunakan  kata benar.  Tahi ayam baunya busuk, keadaan seperti itu dinyatakan sebagai benar, kemudian ada orang yang mengatakan nama saya  Jalius  juga diakui dengan menggunakan kata benar.  Jadi dengan contoh yang telah disebutkan  tadi maka dapat diambil pengertian benar,  yakni  sesuatu yang ada ,  adanya itu tidak dapat dinafikan atau disangkal.  Adanya itu “sungguh ada” dan tidak bisa di pungkiri oleh siapapun. Siapapun orangnya  dia akan menemukan seperti itu adanya. Dia tidak dapat dibantah atau  menyangkalnya. Siapa saja dan dimana saja jika dia bertemu dengan batu, dia akan mendapatkan batu itu dalam keadaan keras dan akan terbenam jika dimasukan ke dalam air. Mutlak adanya.
Konsep kebenaran oleh kebanyakan orang sering juga disamakan dengan konsep baik (kebaikan) atau sesuatu yang dianggap baik atau   yang menyangkut dengan nilai atau norma saja. Penulis menganggap konsep  baik dan buruk  adalah merupakan konsep nilai,bukan  kosep kebenaran. Dalam hal ini kita wajib membedakan dengan tegas antara kebenaran dengan konsep nilai. Konsep nilai memiliki  peringkat mulai yang paling buruksampai kepada yang paling baik. Dalam hal ini kita dapat saja membuat sebuah skala perbandingan atau strata, misalnya skala 1 – 5, skala 1 – 10 atau dengan menggunakan persentase.
Konsep nilai harus kita tempatkan pada satu ketentuan, yakni dalam hubungan sesuatu dengan kebutuhan atau kepentingan. Jika ada sesuatu yang dibutuhkan, sesuatu itu memang sesuai atau dapat memenuhi kebutuhan atau kepentingan tertentu maka  kesesuaian tersebut diakui dan dinyatakan dengan sebuah kata, yaitu  dengan kata  baik. Kata / pernyataan “baik” adalah merupakan pengakuan terhadap kecocokan sesuatu dengan kebutuhan.  Sebaliknya kalau sesuatu  tidak sesuai atau tidak cocok dengan kepentingan atau kebutuhan maka sesuatu itu disebut buruk.  Pada hal yang demikianlah konsep nilai kita bangun. Kedalam konsep ini kita masukan persoalan boleh atau tidak boleh melakukan suatu proses atau tindakan. Dalam lingkup yang lebih luas kita mengenal istilah budaya dan peradaban, di sinilah letaknya persoalan-persoalan kebajikan. Kata terakhir ini sangat jelas menunjuk kepada bentuk-bentuk perbuatan yang  kita   disetujui (kebaikannya) oleh / bersama orang lain ( komunitas).
Berdasarkan pemahaman penulis terhadap Al-Quran dan apa yang ada di alam semesta ini, maka  kebenaran  adalah apa yang ada dengan segala atributnya. Kebenaran  dapat dikelompokkan dalam  empat  kategori yakni;  alam syahadah, alam gaib, alam lahir  (zahir) dan alam bathin .
Pertama alam syahadah yakni alam yang dapat disaksikan dengan panca indera kita, dapat dilihat dengan mata, dapat dirasakan oleh kulit dan lidah, dapat dicium dengan hidung dan didengar dengan telinga.
Keduaalam gaib, yaitu alam yang tidak dapat atau belum disaksikan dengan panca indera. Gaibnya sesuatu dapat dikarenakan alam itu telah berlalu masa adanya, seperti nenek kita yang telah meninggal. Gaibnya sesuatu dapat dikarenakan tempatnya jauh dari kita atau terhalang oleh sesuatu yang lain. Ada pula alam gaib atau sesuatu yang gaib belum datang atau belum ada dekat panca indera kita, seperti  HP (hand phone) belum ada seratus tahun yang lalu, makanya HP adalah suatu yang gaib bagi masyarakat waktu itu. Demikian pula kita sekarang, apa yang mungkin ada sepuluh tahun yang akan datang, bagi kita hal yang demikian adalah  gaib, seperti sorga dan neraka juga. Kedalam kelompok ini juga termasuk malaikat dan jin.
Ketiga alam zahir, alam zahir ini menunjukan suatu kondisi atau keadaan, misalnya cuaca cerah, ruang kelas kotor atau berantakan. Persoalan zahir ini sering kita hadapi dalam penataan pembangunan, seperti jalan mulus dan model bangunan. Kalau pada tampilan sesorang biasanya disebut sebagai ekpresi.
Keempat alam bathin, biasanya setiap orang punya perasaan (dalam hati), misalnya orang tua kita meniggal dunia, kita merasa sedih  atau cemas, cemas atau sedih itulah yang alam bathin. Kurang semangat kerja atau sebaliknya itulah alam bathin.Kita bercinta atau bersahabat dengan orang lain, itu akan ditentukan kadarnya oleh alam bathin kita masing-masing. Pengetahuan atau pemahaman dimasukan kedalam kelompok ini.

Pengertian Kejujuran dan Hal-hal yang Berkaitan dengan Kejujuran



Kejujuran atau jujur artinya apa yang dikatakan seseorang sesuai dengan hati nuraninya
apa yang dikatakannya sesuai dengan kenyataan yang ada. Sedang kenyataan yang ada itu adalah kenyataan yang benar-benar ada. Jujur juga berarti seseorang bersih hatinya dari perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh agama dan hukum. Untuk itu dituntut satu kata dan perbuatan, yang berarti bahwa apa yang dikatakan haruis sama dengan perbuatannya. Karena itu jujur berarti juga menepati janji atau kesanggupan yang terlampir malalui kata-kata atau perbuatan. 
Kejujuran bersangkut erat dengan masalah nurani. Menurut.Alamsyah dalam bukunya Budi Nurani. filsafat berfikir. yang disebut nurani adalah sebuah wadah yang ada dalam perasaan manusia. Wadah ini menyimpan suatu getaran kejujuran. ketulusan dalam meneropong kebenaran lokal maupun kebenaran Iliahi. (M.Alanisyah.1986:83). Nurani yang diperkembangkan dapat menjadi budi nurani yang merupakan wadah yang menyimpan keyakinan. Jadi getaran kejujuran ataupun ketulusan dapat ditingkatkan menjadi suatu keyakinan, dan atas diri keyakinannya maka seseorang diketahui kepribadiannya. Orang yang memiliki ketulusan tinggi akan memiliki keyakinan yang matang. sebabnya orang yang hatinya tidak bersih dan mau berpikir curang. memiliki keprihadian yang buruk dan rendah dan sering tidak yakin pada dirinya. Karena apa yang ada dalam nuraninya banyak dipengaruhi oleh pemikirannya yang kadang-kadang justru bertentangan.

Pengertian Keadilan dan Hal-hal Yang berkaitan dengan Keadilan


PENGERTIAN KEADILAN
Menurut Aristoteles:

Keadilan adalah kelayakan dalam tindakan manusia. Kelayakan diartikan sebagai titik tengah diantara kedua ujung ekstrem yang terlalu banyak dan terlalu sedikit., kedua ujung tersebut menyangkut 2 orang atau benda. Bila kedua orang tersebut mempunyai kesamaan dalam ukuran yang telah di tetapkan, maka masing-masing orang harus memperoleh benda atau hasil yang sama.
Menurut Plato:
Keadilan diproyeksikan pada diri manusia sehingga akan dikatakan adil adalah orang yang mengendalikan diri, dan perasaannya dikendalikan oleh akal. 
Menurut Socrates:
Keadilan diproyeksikan pada pemerintahan. Keadilantercipta bilamana warga Negara sudah merasakan bahwa pihak pemerintah sudah melaksanakan tugasnya dengan baik. Mengapa diproyeksikan pada pemerintah, karena pemerintah adalah pimpinan pokok yang menentukan dinamika masyarakat.
Menurut Kong hu cu:
Keadilan terjadi apabila anak sebagai anak dan ayah sebagai ayah. Kemudian raja sebagai raja, masing-masing telah melaksanakan kewajibannya. Pendapat ini terbatas pada nilai-nilai tertentu.
Menurut pendapat umum:
Keadilan adalah pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban. Keadilan terletak pada keharmonisan menuntut hak dan menjalankan kewajiban.
KEADILAN SOSIAL
 Bung Hatta dalam uraiannya mengenai sila “keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia” menulis sebagai berikut “keadilan social adalah langkah yang menentukan untuk melaksanakan Indonesia yang adil dan makmur.” Selanjutnya diuraikan bahwa para pemimpin Indonesia yang menyusun UUD 45 percaya bahwa cita-cita keadilan social dalam bidang ekonomi adalah dapat mencapai kemakmuran yang merata. Langkah-langkah menuju kemakmuran yang merata diuraikan secara terperinci:
Panitia ad-hoc majelis permusyawaratan rakyat sementara 1966 memberikan perumusan:
“sila keadilan social mengandung prinsip bahwa setiap orang Indonesia akan mendapat perlakuan yang adil dalam bidang hokum, politik, ekonomi dan kebudayaan.”
Dalam ketetapan MPR RI No.II/MPR/1978 tentang pedoman penghayatan dan pengalaman pancasila (ekaprasetia pancakarsa) sicantumkan ketentuan sebagai berikut:
“dengan sila keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia manusia Indonesia menyadari hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan social dalam kehidupan masyarakat Indonesia.”
Selanjutnya untuk mewujudkan keadilan sosial itu, diperinci perbuatan dan sikap yang perlu dipupuk, yakni:
1) perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
2) Sikap adil terhaclap sesama. rnenjaaga keseimbangan antara hak dan kewajiban serta menghormati hak-hak orang lain.
3) sikap suka memberi pertolongan kepada orang yang memerlukan
4) sikap suka bekerja keras
5) sikap menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat untuk mencapai kemajuan dan kesejahleraan bersama
C. BERBAGAI MACAM KEADILAAN
A) Keadilan Legal atau Keadilan Moral
Plato berpendapat bahwa keadilan dan hukum merupakan substansi rohani umum dan masyarakat yang membuat dan menjaga kesatuannya. Dalam suatu masyarakat yang adil setiap orang menjalankan pekerjaan yang menurut sifat dasamya paling cocok baginya (The man behind the gun). Pendapat Plato itu disebut keadilan moral, sedangkan, Sunoto menyebutnya keadilan legal.
Keadilan timbul karna penyatuan dan penyesuaian untuk memberi tempat yang
selaras kepada bagian-hagian yang membentuk suatu masyarakat. Keadilan terwujud
dalam masyarakat bilamana setiap anggota masyarakat melakukan fungsinya secara baik.
B. Keadilan Distributif
Aristoles berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana bilamana hal-hal yang sama diperlakukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama secara tidak sama (justice is done when equals are treated equally). Sebagai contoh, Ali bekerja 10 tahun dan Budi bekerja 5 tahun. Pada waktu diberikan hadiah harus dibedakan antara Ali dan Budi. yaitu perbedaan sesuai dengan lamanya bekerja. Andaikata Ali menerima Rp. 100.000.- maka Budi harus menerima. Rp 50.000. Akan tetapi bila besar hadiah Ali dan Budi sama justru hal tersebut tidak adil.
C. Keadilan Komutatif
Keadilan ini bertujuan memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum. Bagi Aristoteles pengertian keadilan itu merupakan asas pertalian dan ketertiban dalam rnasyarakat Semua tindakan yang bercorak ujung ekstrim menjadikan ketidakadilan dan akan merusak atau bahkan menghancurkan pertalian dalam masyarakat.

Sabtu, 24 November 2012

Cerpen Yang berkaitan Manusia dengan Kegelisahan


Selamat Malam, Malam  
Oleh : Benny Arnas


Di beranda ini, kuhela napas perlahan. Mencoba melepaskan semua penat dan tuntutan yang beberapa waktu terakhir berlomba-lomba memerudukkanku. Ah, tiada apa yang bisa menjamin sebuah kebahagiaan, selain kemahiran bersikap arif terhadap semua ketentuan, bukan?

Entah, apakah tengah berfalsafah atau sekadar mengalihkan penyesalan-dan sedikit keperihan-terhadap keputusanku satu bulan yang lalu untuk tidak ikut serta dalam hajatan akbar itu. Aku tak tahu....

Yang coba kuselami saat ini adalah, bahwa ada sekuntum sunyi yang masih betah berlama-lama tumbuh di dahan malam yang basah. Entah bagaimana, kegelapan dan air langit yang jatuh satu-satu di tempias daun pisang di salah satu sisi pagar, seakan-akan sengaja bertaut demi merajut kesyahduan ini: Sebuah potongan masa yang begitu asyik untuk ditekuni dengan bermenung-menung. Ah, sepertinya aku terlalu mendramatisir keadaan, ya? Mungkin. Namun... jujur, setidaknya itulah yang aku rasakan.

Aku tahu, dari gaya tuturan yang kulontarkan pada mega yang belum menggantungkan bulan di sana, mudahlah bagi kalian untuk menebak seperti apa perasaanku saat ini. Bahagia; sedang jatuh cinta; mencari inspirasi untuk sebuah puisi cinta; baru saja bertemu seorang CEO sebuah penerbitan yang-entah bagaimana asal mulanya-mau menerbitkan sajak-sajakku; atau.... oww, tidak, Kawan! Semua kemungkinan-kemungkinan yang elok didengar, wangi diendus, dan (tentu saja) bergairah untuk diimpikan itu, tiadalah benar adanya. Tak ada itu! Satu kata saja yang akan mewakili apa-apa yang sedang berkeriapan dalam sanubariku: Sentimental.

Aku tak tahu, bagaimana ketersentuhan psikologis itu menderaku. Aku hanya mencoba meyikapi semua yang berlaku pada karib-karibku itu dengan kebijaksanaan yang benar-benar kuupayakan. Aku tengah mengurainya menjadi sebuah perasaan bahagia yang sejatinya memang layak kubahagiai.

"Sanra, lihatlah mereka! Berhasil semua, bukan?"

Aku hanya tersenyum sabit ketika Ibu mengatakan itu beberapa hari yang lalu. Takkah Ibu lihat bahwa aku sudah berupaya membantu keuangan keluarga dengan apa-apa yang kubisa? Memang, mungkin, di mata sebagian sesiapa, apa-apa yang kugiati masih dipandang seperdelapan mata, termasuk oleh orangtuaku sendiri.

"Bukan itu perkaranya, Sanra. Bagaimana kalau kau tua nanti. Apa masih kuat bekerja? Mau kau kasih makan batu anak-binimu?"

Nah, pada Ayah, aku tak semringah-raya ketika ia berkoar, menimpali kata-kata ibu sebelumnya. Aku tak mau-bukannya takut-ayah justru menanggapi reaksiku itu sebagai bentuk peremehan terhadap tuntutannya-bersama Ibu.

Memang sampai sejauh ini, ketiga adikku tak banyak menuntut seperti kedua orangtuaku. Namun, itu hanya masalah pembicaraan di permukaan. Maria yang kini kuliah di semester VII di sebuah Universitas di luar kota pernah mengatakan bahwa rumah kami di Perumnas akan dijualnya demi berpenghidupan dengan cara itu. Aku sempat menentang niatannya itu, namun Ayah dan Ibu justru membelanya.

"Kakak takut tak dapat warisan rumah itu, kan?"

Kalau tak ingat kalau adikku itu adalah seorang perempuan, sudah kugampar ia saat itu juga.

Masri. Adikku nomor dua yang kuliah di semester awal di sekolah tinggi setingkat universitas di kota ini tentu saja masih belum dapat dipastikan bagaimana prinsip hidupnya: berseberangan atau selurusan denganku. Yah, semua berlaku karena hingga kini, biaya kuliahnya masih menjadi tanggunganku. Ketika telah diwisuda kelak, mungkinlah dapat terbaca, akan kemana pikirannya mengembara demi sebuah pekerjaan-mungkin juga kehormatan.

Bagaimana dengan si bungsu? Ai ai, terlalu subuh membicarakan bagaimana Dika yang masih kelas tiga SD itu mencanangkan hari depannya: Menyunggi-nyunggi sebuah gengsi (mungkin semu atau... entahlah!) dan strata 'terpandang' di tengah-tengah masyarakat, atau memilih berpenghidupan dengan apa-apa yang sekiranya bisa diperjuangkan sesuai dengan kecakapan yang dipunyainya. Ah, masih lama itu....

Cicak-cicak yang bercericikan di dekat ventilasi pintu, sekejap mengalihkan lamunanku. Tiba-tiba mataku seakan tersadar pada keadaan sekitar: Malam yang masih merangkak pelan-pelan.

Hai Malam, ada apa dengan mereka yang bersembunyi di balik jubah kelammu itu? Mengapa belum jua mereka menebar lampion biru segilima itu di sekujur gelapmu?

Ya ya ya, dimafhumilah, bebintang itu tertahan dalam renjananya karena malam masih rinai. Serombongan rintik masih setengah memaksa menyeruak dari kelam-raya, berganti-gantian melubangi tanah pekarangan ini. Ah, kadangkala aku berprasangka, bahwa mereka tengah menghiburku dengan instrumentalia alamnya, kesunyiannya yang memainkan melodi yang menyayat-nyayat.

"Sudahlah Sanra, kau teruskan saja pekerjaanmu berwirausaha itu?"

Terimakasih rinai atas pembelaan (atau hanya penghiburan?!) itu. Terimakasih sekuntum sunyi. Terimakasih sebatang malam. Terimakasih... oh ya, apakah aku harus mengucapkan kata itu padamu juga, wahai angin? Atas semua kabar-kabar yang bukan kabar-kabari yang kaukabarkan padaku beberapa hari yang lalu yang menjadi musabab kesemuanya: kemarahan ayah yang memuncak; kekesalan ibu yang remuk-redam; hingga perubahan sikap karib-karibku itu.

Yah, karib-karibku yang dulu kerap menyambangiku dan berdiskusi hangat di beranda ini, tiada pernah menampakkan batang hidungnya lagi.

Dulu, ada-ada saja yang kami bincangkan. Mulai dari kelambanan pemerintah menangani korban bencana alam, kesan ketidakpedulian mereka terhadap penjajahan Israel pada Palestina, tentang berbelit-belitnya birokrasi di negeri ini, tentang walikota terpilih yang ingkar janji, bla bla bla.... Kritis. Tajam. Menusuk hingga meletuskan gelembung adrenalin kami.

Dan... yang masih segar dalam ingatan adalah, kami semua pernah sama-sama turun ke jalan beberapa bulan yang lalu, demi menuntut penegakkan hukum terhadap beberapa orang dekat petinggi pemerintahan daerah yang terlibat kasus korupsi namun dibebaskan dalam sebuah persidangan tertutup.

"Baca itu, Sanra!"

Entah aku lupa, ayah atau ibu yang menyodorkan koran itu padaku di suatu pagi buta. Yang jelas, dengan sangat-sangat terang kulihat di sana. Nama-nama kawan-kawan diskusiku di antara leretan panjang nama-nama lain yang disertai nomor (entah nomor apa?) dan tanggal lahir mereka.

Tiba-tiba, suara sedikit riuh dari dalam rumah membuyarkan lamunan dan pengaduanku pada romantisme malam ini. Kulihat ayah, ibu, Masri, dan Dika sudah di muka pintu.

"Sanra, tadi adikmu Maria menelpon..."

"Ada bukaan di bulan depan!" Ibu memotong kalimat Ayah dengan semangat.

"Iya, Kak. Jangan nggak ikut lagi, ya?" timpal Masri.

Kulihat Dika hanya melongo memperhatikan mereka yang tiba-tiba saja berbicara dengan penekanan yang serius. Tak lama, ia mengalihkan pandangan ke arahku.

Keningku berlipat tiga, mempersilakan ia melempar kebingungan padaku.

"Tadi, abis Kak Maria nelpon, Ibu, Ayah, dan Kak Masri ribut-ribut..."

Hening.

"... PNS itu apa sih, Kak?" tanya Dika polos.

Aku bergegas meraih tubuh adik bungsuku itu. Menggendong sambil mengelitiknya, sebelum bergegas ke dalam. Meninggalkan Ayah, Ibu, Andika, dan sekuntum sunyi yang masih saja tumbuh di sebatang malam yang kelam, yang masih basah, yang kian resah.***

Sumber-sumber Ketidakpastian


Beberapa sebab orang tak dapatberpikir dengan tidak pasti ialah :
1.obses
2.phobia
3.kompulasi
4.hysteria
5.delusi
6.halusinasi
7.keadaan emosi

Untuk dapat menyembuhkan keadaan itu bergantung pada mental si penderita. Andaikata penyebabnya sudah diketahui,kemungkinan juga tidak dapat sembuh. Bila hal itu terjadi, maka jalan yang paling baik bagi penderita diajak pergi sendiri kepsikolog.

Pengertian Ketidakpastian

Ketidak pastian berasal dari kata tidak pasti artinya tidak menentu, tidak dapat ditentukan, tidak tahu, tanpa arah yang jelas, tanpa asal-usul yang jelas. Ketidak pastian artinya keadaan yang pasti, tidak tentu, tidak dapat ditentukan, tidak tahu,keadaan tanpa arah yang jelas, keadaan tanpa asal-usul yang jelas itu semua adalah akibat pikirannya tidak konsentrasi.Ketidak konsentrasian disebabkan oleh berbagai sebab, yang jelas pikirannya kacau.

Sumber-sumber Kesepian


Sumber-Sumber kesepian
1. Penuaan
Setiap orang tua pastinya ingin selalu hidup bersama oran orang yang di sayanginya kebanyakan tradisi di masyarakat orang tua akan di hormati dan di hargai namun banyak juga orang tua yang sebaliknya malah di singkirkan dalam keluarga mereka biasa lebih suka menaruh orang tua ke panti jompo inilah yang akan membuat orang tua akan merasa kesepian di dalam hidupnya.

2. Kematian kekasih Dan Perceraian
Ternyata kematiankekasih tercinta juga dapat menimbulkan rasa kesepian yang mendalam ya pastinya orang yang kita sayangi meningalkan kita pastinya hati kita akan sangat sulit untuk menerimanya selain di tingal mati kekasih ditingal cerai oleh kekasih juga sama imbasnya seperti di tingal mati pasangan yang di sayangi perceraiyan juga dapat membuat kamu menjadi kesepian.

3. Social Media
Jika kamu lebih aktif si sosial media sebut saja Facebook maka kamu akan lebih merasa kesepian sebap aktifitas sosial kamu sepeti bertemu dengan teman teman akan berkurang kamu akan lebih sering mengunakan layanan facebokk untuk berbagi informasi dan pesan dan kamu juga akan bisa melihat satus terbaru dari teman kamu sehinga kamu akan memilih mengunakan facebook dari pada ketemu langsung dengan teman dan rekan kamu inilah yang menyebapkan banyak orang yang sering mengunakan sosial media merasa lebih kesepian.

4. Kesibukan
Menurut Robert Putnam, ilmuwan Harvard dan penulis Bowling Alone, waktu sibuk yang panjang adalah salah satu prediktor paling kuat dari isolasi sosial. Secara khusus, setiap 10 menit yang dihabiskan maka 10 persen lebih sedikit "koneksi sosial."

5. Faktor Genetik
Kesepian juga bisa muncul akibat dari faktor genetik dalam sebuah survey kesepian di dapatkan orang dengan kemabar identik lebih sedikit merasakan kesepian daripada hubungak saudara biasa pada umumnya. Ada juga penelitian menarik yang keluar dari The University of Chicago tentang cara di mana kesepian membentuk perkembangan otak dan sebaliknya, ada hubungan mekanisme saraf dalam menjelaskan kesepian

Pengertian Kesepian



Kesepian berasal dari kata sepi yang berarti sunyi atau lengang, sehingga kata kesepian berarti merasa sunyi atau lengang,tidak berteman. Setiap orang pernah mengalami kesepian, karena kesepian bagian hidup manusia. Lama rasa sepi itubergangung pada mental orang dan kasus penyebabnya. Bermacam sebab terjadinya kesepian, frustasi dapatmengakibatkan kesepian. Jadi kesepian itu akibat dari keterasingan. Keterasingan akibat sikap sombong, angkuh, kaku,keras kepala, sehingga dijauhi teman-teman sepergaulannya.

Sumber-Sumber Keterasingan


Keterasingan disebabkan oleh dua faktor, yaitu :
  • Faktor intern, atau fakor yang berasal dari dalam diri sendiri seperti merasa berbeda dengan orang lain, rendah diri dan bersikap apatis dengan lingkungan.
  • Faktor ekstern, yaitu faktor yang berasal dari luar diri. Faktor ini pun biasanya bersumber pada faktor yang pertama.

Pengertian Keterasingan


Keterasingan berasal dari kata terasing, dan kata itu adalah dari kata dasar asing. Kata asing berarti sendiri, tidak dikenal,sehingga kata terasing berarti, tersisihkan dari pergaulan, terpisahkan dari yang lain, atau terpencil. Jadi kata terasingberarti hal-hal yang berkenaan dengan tersisihkan dari pegaulan, terpencil atau terpisah dari yang lain. Keterasingan adalahbagian hidup manusia. Sebentar atau lama, orang pernah mengalami hidup dalam keterasingan sudah tentu dengan sebabdan kadar yang berbeda satu sama lain. Yang menyebabkan orang berada dalam keterasingan ialah perilakunya yang tidakdapat diterima atau tidak dapat dibenarkan oleh masyarakat, atau kekurangan yang aa pada diri seseorang, sehingga iatida dapat atau sulit menyesuaikan diri dalam masyarakat.

Sumber-sumber kegelisahan


Dalam hidup, cemas atau gelisah, adalah hal yang paling sering kita alami, tapi terkadang kita merasa bingung mengapa kita mengalami hal itu. Sekarang ,mari kita cermati apa saja yang membuat kita bisa cemas atau mengalami kegelisahan.
Pertama, banyak hutang. Orang yang banyak hutang ternyata banyak sekali berbohong. Terutama saat ditagih, terkadang ada saja yamg tidak jujur-menyatakan tidak punya uang, padahal ada. Karena itu, agar hidup kita bahagia, jangan coba-coba berhutang pada orang lain, baik materi maupun jasa.
Kedua, tidak jujur. Semakin kita tidak jujur, semakin banyak berbohong, maka akan semakin banyak yang akan kita sembunyikan. Kalau nurani pembohong semacam ini masih hidup, jelas rasa bersalah dan berdosanya akan terus mengikuti. Maka dari itu, jadilah orang yang jujur, yang tampil apa adanya, insya allah, hidup pun akan terasa ringan.
Ketiga, banyak keinginan. Semakin kita banyak keinginan (duniawi), maka semakin tertekan rasanya hidup ini. Berbahagialah mereka yang sedikit keinginan dunianya dan banyak keinginan akhiratnya. Tandanya, mereka selalu mensyukuri nikmat yang diterima dari-Nya.
Keempat, ambisius. Kegigihan dan ambisi kita terkadangmembuat kita terperosok kejurang kecemasan dan kegelisahan hidup. Seakan-akan ada sesuatu yang ingin kita raih, namin apa yang ingin kita raih itu tak lebih dari "asap", tak tergapai. Mengapa? karena kita tidak menjadikan tujuan utamanya adalahsebagai jalan mendekat kepada-Nya.
kelima, pendengki.mereka yang poendengki adalah mereka yang akan gelisah hidupnya. Betapa tidak, melihat orang lain lebih baik darinya, hatinya makin kesal. Melihat orang lain bertambah kaya, makin resah perasaannyta. Padahal rumus untuk tidak menjadi pendengki semacam ini ialah, terserah Allah, karena Dia tau apa yang terbaik bagi kita.
keenam, orang yang sombong dan emosional. Orang yabg sombong, kelakuannya selalu tempramental atau emosional, dia akan selalu menjalani hidup dengan penuh kemarahan, sensitif dan mudah tersinggung. Sebaliknya, orang yang tidak tempramental, bila berhadapan dengan suatu masalah, pertama-tama akan ia serahkan kembali kepada Allah.

Dalam Firman Allah, telah disebutkan..
"Dialah yang telah menurunkan ketenangan kedalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah disamping keimanan mereka yang telah ada" (QS. Al-fath[48]: 4)

Pengertian Kegelisahan


Kegelisahan berasal dari kata gelisah, yang berarti tidak tenteram hatinya, selalu merasa kwatir tidak tenang, tidaksabar, cemas. Sehingga kegelisahan merupakan hal yang menggambarkan seseorang tidak tentram hati maupunperbuatannya, merasa kwatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya, tidak sabar ataupun dalam kecemasan. Kegelisahanhanya dapat diketahui dari gejala tingkah laku atau gerak gerik seseorang dalam situai tertentu. Kegelisahan merupakansalah satu ekspresi kecemasan. Karena itu dalam pengertian sehari-hari kegelisahan juga diartikan kecemasan, kekwatiranataupun ketakutan. Masalh kecemasan atau kegelisahan berkaitan juga dengan masalah frustasi, yang secara definisidapat disebutkan, bahwa seseorang mengalami frustasi karena pa yang diinginkan tidak tercapai. Sigmund Freud ahlipsikoanalisa berpendapat, bahwa ada tiga macam kecemasan yang menimpa manusia yaitu kecemasan kenyataan(obyektif), kecemasan neorotik dan kecemasan moril.

Kamis, 15 November 2012

Puisi tentang hubungan manusia dengan belas kasihan.

YANG KU MAU

yang kumau kebahagiaan
senja kulewati setiap hari
angin berhenbus yang kuhirup
tanpa keluhan yang kurasakan

yang kumau kebahagiaan
renungan dalam doa
dibawah lumpur kubekerja
dan diatas langit ku gembira

datanglah sesosok orang
dengan pakaian yang tertutup
memberikan setangkai bunga melati
wanginya bagaikan di taman bunga

maha kuasa-Nya engkau
yang kuminta telah kau kabulkan kiranya