REVIEW JURNAL
SARJANA TEKNIK INDUSTRI
KUALITAS, TANTANGAN DAN PROSPEKNYA
DALAM ERA PERDAGANGAN BEBAS
PENDAHULUAN
Sejak zaman orde
beru telah dibebaskan lalu lintas perdangangan
impor-ekspor yang disrtai pembebasan lalu lintas devisa dan
kebijaksanaan swasembada (orientasi pasar dalam negeri yang diproteksi) untuk
selama periode 1969-1984. Dunia usaha merasakan sebagai perubahan yang terus
menerus, disertai kekhawatiran bahwa peraturan-peraturan berubah terus,
sehingga seringkali mengambil sikap menunggu. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia
dapat diperlihatkan dengan adanya suatu plateau, telah diadakan berbagai
dergulasi, destatisasi, debirokratisasi dan deregulasi, mempersiapkan sisten
nasional untuk dapat dengan tangguh memasuki era orientasi pasar internasional.
PERSAINGAN KERAS DALAM ERA PERDAGANGAN BEBAS
A.
Struktur Persaingan Sempurna, Oligopoli, Monopoli
atau Kombinasinya?
Persaingan dalam negeri yang selama ini berlangsung
tampaknya merupakan kombinasi dari ketiga bentuk dasar struktur pasar. Antara
lain persaingan sempurna, persaingan tak sempurna, oligopoli dan monopoli.
Masing-masing pelaku telah terbiasa dengan masing0 masing struktur yang
bergantung terhadap pengalamannya.
Mereka terbiasa bersaing secara tak sempurna dan
oligopoli dimana mereka hanya menghadapi beberapa pesaing saja. Apabila mereka
sepakat, maka mereka dapat mempunyai pengaruh yang besar terhadap suasana
pasarnya, seperti penentuan harga, kuota dan lain sebagainya.
Ada pula yang terbiasa dengan cara monopoli, seperti
pos dan giro, telekomunikasi dan ebberapa perusahaan yang didukung oleh
birokrasi pemerintahan. Meskipun hal ini tidak tercantum dalam UUD 1945, yang
seharusnya bentuknya didasarkan kepada azas kekeluargaan.
B.
Kondisi Dunia Industri Indonesia Dewasa Ini
Kondisi Industri
Indonesia saat ini memang sangat beraneka ragam. Ada yang sudah terbiasa dibuai
oleh proteksi yang berlebihan dari pemerintahan, sehingga mereka memang tidak
memiliki daya saing yang tangguh. Kondisi ini berbahaya sekali untuk masa depan
dengan perdagangan bebas antar negera yang disepakati dalam GATT (General Agreement on Trade and Tariffs),
GATS (General Agreement on Trade in
Service) dan WTO (World Trade
Organization).
Ketiga
Organisasi itu dapat memberikan persaingan internasional, karena perusahaan
dari negara manapun akan bisa masuk kenegara manapun tanpa dihalangi oleh
halangan tarif maupun nontarif. Tingkat bea masuk akan diturunkan ke bawah lima
persen, bahkan juga akan dihapuskan.
Berbagai bentuk
monopoli akan harus dihapuskan dan berbagai bentuk proteksi harus dihilangkan.
Semua harus masuk ke dalam persaingan internasional. Bentuk persaingannya bisa
saja berbentuk oligopolistik atau persaingan tak sempurna lainnya.
C.
Problem Yang Harus Dilakukan Oleh Semuanya
Berntuk
persaingan oligopolistik atau persaingan tak sempurna lainnya itu sekarang
berskala internasional. Pesaing bisa datang dari negara manapun di dunia.
Karena itu perusahaan di Indonesia harus menjadi perusahaan kelas dunia.
Hal-hal yang
harus dimiliki untuk menjadi perusahaan kelas dunia antara lain hasil produk
nya memenuhi persyaratan internasional, seperti ISO 9000-an, ISO 12000-an, atau
ISO 16000-an dan sebagainya. Harga jual harus bersaing di tempat pasar yaitu
yang mempunyai keunggulan harga jualnya. Harga jual ini sudah termaksud biaya
transportasi ke tempat dan harus dipenuhi ketepatan waktu penyerahan sesuai
dengan perjanjian, bahkan dapat harus lebih cepat dari para pesaingnya.
Banyaknya
percobaan yang harus dilakukan termaksud pendidikan orang di Indonesia menjadi
manusia industrial Indonesia yang baru. Ia harus bekerja keras, cermat, hemat,
kreatif, selalu berusaha untuk mencapai yang terbaik, tidak cepat puas,
disiplin, bertanggung jawab, menghargai waktu, percaya diri, bekerja secara
profesional, memiliki pengetahuan dan teknologi yang tinggi, suka akan
percobaan dan mempunyai kemampuan manajerial yang baru.
Artinya,
Indonesia akan harus melakukan rekayasa budaya masyarakatnya dengan proses yang
terstruktur agar dengan cepat bisa melakukan percobaan massal itu. Disinilah
fungsu dunia pendidikan anan harus menonjol dalam menciptakan itu. Hal tersebut
juga berlaku pada tingkat universitas pada umumnya, dan pada pendidikan teknik
industri khususnya.
PEMBENTUKAN SUMBER DAYA MANUSIA YANG DIPERLUKAN
A.
Situasi Lulusan Teknik Industri Dewasa Ini
Pendidikan
teknik industri saat ini amat bervariasi, mulai dari yang sangat terbatas
karena kelengkapan pengajar dan sarana pendidikannya maupun oleh karena kurang
interaksinya dengan dunia ilmu pengetahuan dan praktek yang luas.
Bagi diri para
lulusan persaingan itu lebih berarti persaingan dengan sesama profesional dari
negara lainnya. Hal ini berupakan masalah yang berat bila ia tidak dipersiapkan
dengan baik untuk itu. Perusahaan bisa saja menerima profesional dari negara
lain apabila kualitasnya lebih baik daripada lulusan dalam negeri. Apalagi juka
tingkat gaji yang dminta oleh orang dari negara lain itu tidak tinggi, seperti
halnya dengan profesional yang datang dari India. Dan banyak negara lain bisa
menawarkan profesionalnya ke Indonesia, semacam ekspor TKI saat ini.
B.
Peran Sarjana Teknik Industri di Indonesia
Menurut
Baharudin Jusuf Habibie (Mantan Presiden RI ke-3), sarjana teknik industri kita
masih pada tingkatan ke-1, yaitu kemampuan untuk menggunakan teknologi yang
sudah dikenal. Ini masih merupakan tingkatan yang rendah.
Untuk dapat
bersaing kita harus dapat menciptakan teknologi baru melalui proses inovasi
teknologi itu. Pada tingkatan kemampuan penguasaan teknologi versi Habibie
langkah pertama ang harus dilakukan adalah menciptakan teknooligi baru dengan
cara memperbaiki teknologi yang sudah dikenal atau mengkombinasikan dua atau
lebih teknologi yang sudah dikenal untuk membentuk teknologi baru. Ini disebut
sebagai kemampuan tingkat 2.
Tingkat
penguasaan yang lebih tinggi adalah penciptaan teknologi baru sama sekali.
Teknologi baru dihasilkan atas dasar suatu invention yang telah banyak terjadi
sebelumnya. Perlhui bahwa invention adalah suatu penemuan aplikasi suatu
pengetahuian dasar kepada pembentukan teknologi tadi.
Maka jelaslah bahwa
pada industri Indonesia belum terbentuk kegiatan inovasi teknologi baru, karena
kegiatan inovasi itu memang merupakan kegiatan yang mahal dan pengembalian
biaya inovasi itu bisa lama sekali setelah ia berhasil dikomersialisasikan.
C.
Kualifikasi Yang Diperlukan Di Era Perdagangan Bebas
Beberapa
Kualifikasi tersebut diantaranya:
1.
Kreatifitas yang
tinggi
2.
Keberanian untuk
masuk kemasalah tak dikenal.
3.
Meiliki
pengetahuan dan keterampilan tingkat dunia
4.
Mempunyai etos
kerja yang tinggi
5.
Menghargai waktu
dan prestasi.
6.
Tidak terikat
pada masa lalu.
7.
Berkemampuan
manajerial bidangnya.
8.
Mampu memakai
informasi dunia.
9.
Kuat memakau
komputer.
10. Mampu bekerjasama dalam tim.
D.
Apa Usaha Dunia Pendidikan Untuk Memenuhinya
Secara nasional,
program pendidikan teknik industri akan memerlukan reformulasi yang cukup
besar. Hal ini meliputi pendidikan teknik mesin, teknik elektro, teknik fisika,
teknik kimia, teknik informatika, teknik industri dan teknik perkapalan modern.
Ini bisa diperluas ke teknik teknologi tekstil, teknik teknologi grafika dan
disain produk industri.
Lalu untuk dapat
mempergunakan ingormasi melalui jaringan internet dan jaringan lainnya, maka di
sarjana teknik industri akan harus pula menguasai bahasa asing dengna baik.
E.
Prospek, Tandangan dan Hambatan Berperannya Mereka
Dalam Industri Era Perdagangan Bebas.
Perusahaan harus
mengadakan percobaan budayanya. Sarjana teknik industri harus dimungkinkan
untuk menjadi pakar tinggi di bidangnya dan dihargai tidak kalah dengan manajer
puncak perusahaan. Hanya dengna cara dimikian maka Indonesia dapat mempunyai
pakar teknik industri, dan dengan demikian mempunyai pakar yang akan melakukan
penelitian dan pengembangan teknologi dengan baik.
Hal tersebut
merupakan hambatan pertama. Hambatan kedua adalah bahwa manajeman perusahaan
industri seringkali berwawasan jangka pendek, artinya mereka mempunyai
kecenderungan “Quick Yielding Approach”. Mungkin hal ini disebabkan bahwa para
pengusaha industri lebih bersifat pedagang daripada industrialis yang
sebenarnya.
Hambatan ketiga
adalah budaya sarjana teknik industri itu sendiri. Meskipun ia telah mengalami
pendidikan tinggi, akan tetapi lingkungan keluarganya masih membawakannya
sebagai anggota masyarakat agraris tradisional yang aristoktartik feodal,
sehingga sifatnya kurang menunjang ke arah yang dipersyaratkan di atas.
Sarjana teknik
industri indonesia harus berkualitas dan berkapasitas tingkat dunia. Karyanya
harus setara dengan rekan sarjana teknik industri dari negara lain didunia.
Termaksud dari negara industri yang telah lama maju. Jadi pendidikannya harus
benar-benar ada pada taraf internasional.
Ringkasnya, hal
yang perlu dibangun untuk sarjana teknik industri adalah:
1.
Manusia karyanya
2.
Prasarananya
3.
Teknologinya
4.
Pendanaannya
5.
Manajemen
teknologinya
6.
Energi
7.
Bahan masukan
8.
Informasi masukan
Proses-proses
yang kompetitif
1.
Proses produksi
2.
Proses pemasaran
3.
Produktivitas
4.
Kualitas
5.
Rendah biaya
6.
Keandalan
7.
Hemat energi dan
bahan
8.
Tinggi ilmu
pengetahuan dan teknologi