PAHAM KEKUASAAN DAN GEOPOLITIK
1. PAHAM –PAHAM KEKUASAAN
A.
Paham Machiavelli (Abad XVII)
Gerakan pembaharuan (renaissance)
yang dipicu oleh masuknya ajaran islam diEropa Barat sekitar abad VII telah
membuka dan mengembangkan cara pandang bangsa-bangsa Eropa Barat sehingga
menghasilkan peradaban barat modern seperti sekarang.
Dalam bukunya tentang politik yang diterjemahkan ke
dalam bahasa inggris dengan judul “The Prince”, Machiavelli memberikan pesa
tentang cara membentuk kekuatan politik yang besar agar sebuah negara dapat
berdiri dengan kokoh.
Menurut Machiavelli, sebuah negara akan bertahan
apabila menerapkan dalil-dalil seperti berikut ini:
1. Segala cara dihalalkan dalam
merebut dan mempertahankan kekuasaan.
2. untuk menjaga
kekuasaan rezim, politik adu domba disah kan.
3. dalam dunia
politik yang kuat pasti dapat bertahan dan menang.
Sesama hidupnya buku”The Prince”tidak boleh beredar.
Tetapi setelah Machiavelli meninggal,bukunya menjadi saat laku dan dipelajari oleh
orang-orang. dijadikan pedoman oleh banyak kalangan politisi dan para kalangan
elite politik.
Gerakan pembaharuan yang dipicu oleh masuknya ajaran
islam di eropa barat sekitar abad VII telah mambuka dan mengembangkan cara
pandang bangsa-bangsa di eropa baratsehingga menghasilkan peradaban barat
modern seperti sekarang di bidang politik dan kenegaraan atau sumber pemikiran
sebuah Negara kecil di italia.
B.
Paham Jenderal Clausewitz (Abad XVIII)
(lahir 1 Juli 1780 – meninggal 16 November 1831 pada umur
51 tahun; lebih dikenal dengan nama Carl von Clausewitz) adalah seorang tentara
Rusia dan intelektual. Ia menjabat sebagai prajurit lapangan praktis (dengan
luas pengalaman tempur melawan pasukan Revolusi Perancis), sebagai perwira staf
dengan politik/militer Prusia, dan sebagai pendidik militer terkemuka.
Clausewitz pertama kali memasuki pertempuran sebagai kadet pada usia 13 tahun,
naik pangkat Mayor Jenderal di usia 38, menikah dengan bangsawan tinggi,
Countess Marie von Brühl, bergerak di kalangan intelektual langka di Berlin,
dan menulis sebuah buku “On War” (terjemahan dari “Vom Kriege”) yang telah
menjadi karya paling berpengaruh terhadap filsafat militer di dunia Barat. Buku
tersebut telah diterjemahkan ke hampir semua bahasa dan berpengaruh pada
strategi modern di berbagai bidang.
Pada era Napoleon, jenderal Clausewitz sempat terusir
olh tentara Napoleon dari negaranya sampai ke Rusia. Clausewitz akhirnya
menjadi penasihat militer Staf UmumTentara kekaisaran Rusia. Menurut
Clausewitz, perang adalah kelanjutan Politik dengan cara lain. Peperangan
adalah sah-sah saja untuk mencapai tujuan nasional bangsa . pemikiran inilah
yang membenarkan Prusia sehingga menimbulkan perang Dunia Pertama dengan
kekalahan pihak Prusia.
2. TEORI-TEORI GEOPOLITIK
Geopolitik adalah
system politik atau peraturan-peraturan dalam wujud kebijaksanaan dan strategi
nasional yang didorong oleh aspirasi nasional geografik (kepentingan yang titik
beratnya terletak pada pertimbangan geografi, wilayah atau territorial dalam
arti luas) suatu Negara yang apabila dilaksanakan dan berhasil akan berdampak
langsung kepada system politik suatu Negara.
Sebaliknya, politik Negara itu
secara langsung akan berdampak kepada geografi Negara yang bersangkutan.
Geopolitik bertumpu kepada geografi sosial (hukum geografi), mengenai situasi,
kondisi, atau konstelasi geografi dan segala sesuatu yang dianggap relevan dengan karakteristik geografi suatu Negara.
Geopolitik
merupakan kajian tentang analisis geografi, sejarah, dan ilmu sosial, dengan
referensi kepada politik internasional.
Geopolitik lebih
mementingkan kepentingan politik dan strategi geografis, dengan geografis
didefinisikan dari segi lokasi, luas dan sumber wilayahnya.
Kata geopolitik ini
dibuat oleh Rudolf Kjellén, seorang ilmuwan politik Swedia, pada awal abad
ke-20. Kjellén telah diilhami oleh geografer Jerman, Friedrich Ratzel, yang
menerbitkan bukunya, Politische Geographie (geografis politik) dalam tahun
1897. Buku itu dipopulerkan dalam bahasa Inggris oleh diplomat Amerika, Robert
Strausz-Hupé, seorang anggota fakultas Universitas Pennsylvania.
Secara khusus,
geopolitik adalah metode analisis kebijakan luar negeri, yang berusaha untuk
memahami, menjelaskan dan memprediksi perilaku politik internasional terutama
dalam hal variabel geografis.
Variabel geografis
ini merujuk kepada: lokasi geografis negara atau negara yang bersangkutan,
ukuran negara, iklim wilayah negara, topografi daerah, demografi, sumber daya
alam dan pengembangan teknologi
Pada umumnya
istilah geopoitik diterapkan kepada geografi pada politik, tetapi penggunaannya
telah berkembang selama beberapa abad yang lalu dan mencakup konotasi yang
lebih luas.
Geopolitik secara sempit menjelaskan
hubungan antara kekuasaan politik dan ruang geografis. Geopolitik memiliki
hubungan yang berkaitan dengan konsistentensi dan korelasi antara kekuasaan
geopolitik kekuasaan dalam politik dunia, identifikasi daerah inti
internasional, dan hubungan antara kemampuan persenjataan laut dan darat.
Secara akademis,
studi tentang geopolitik melibatkan analisis geografi, sejarah dan ilmu sosial
dengan mengacu pada politik spasial dan pola pada berbagai skala. Geopolitik
merupakan multidisiplin dalam ruang lingkup, dan mencakup semua aspek ilmu-ilmu
sosial dengan penekanan khusus pada geografi politik, hubungan internasional,
aspek teritorial ilmu politik dan hukum internasional. Juga., Studi tentang
geopolitik mencakup studi ensemble hubungan antara kepentingan aktor-aktor politik
internasional, kepentingan difokuskan ke, ruang elemen daerah, geografis atau
cara, hubungan yang menciptakan sistem geopolitik itu sendiri.
1. Pandangan Ajaran Sir Halford Mackinder
Menganut konsep kekuatan dan mencetuskan wawasan
benua, yaitu konsep kekuatan di darat.
Ajarannya menyatakan: Barang siapa dapat menguasai
“Daerah Jantung”, yaitu Eropa dan Asia, ia akan dapat menguasai “Pulau Dunia”.
Selanjutnya , barang siapa dapat menguasai pulau dunia akhirnya dapat menguasai
dunia.
2. Pandangan Ajaran Sir Walter Raleigh dan Alfred Thyer Mahan
Kedua ahli ini mempunyai gagasan “Wawasan Bahari”,
yaitu kekuatan di lautan. Ajarannya mengatakan bahwa barang siapa menguasai
lautan akan menguasai “perdagangan”. Menguasai perdagangan berarti menguasai
“Kekayaan Dunia” sehingga pada akhirnya menguasai dunia.
3. Pandangan Ajaran W.Mitchel, A Saversky, Giulio Douhet
Ketiga ahli Geopolitik berpendapat bahwa kekuasaan di
udara justru yang paling menentukan. Mereka melahirkan teori “Wawasan
Dirgantara” yaitu Konsep kekuatan di udara. Kekuatan di udara hendaknya
mempunyai daya yang dapat diandalkan untuk menangkis ancaman dan melumpukan
kekuatan lawan dengan menghancurkan dikandangnya sendiri agar lawan tidak mampu
lagi menyerang.
3. PAHAM
KEKUASAAN INDONESIA DAN GEOPOLITIK
Bangsa Indonesia yang berfalsafah
dan berideologi Pancasila menganut paham tentang perang dan damai berdasarkan :
“Bangsa Indonesia cinta damai, akan tetapi lebih cinta kemerdekaan”. Dengan
demikian wawasan nasional bangsa Indonesia tidak mengembangkan ajaran kekuasaan
dan adu kekuatan karena hal tersebut mengandung persengketaan dan
ekspansionisme.
Bangsa Indonesia yang berfalsafah & berideologi
Pancasila menganut paham : tentang perangdan damai berupa, Bangsa Indonesia
cinta damai, akan tetapi lebih cinta kemerdekaan.
Geopolitik Indonsia
Geopolitik Indonsia
Indonesia menganut paham negara
kepulauan berdasar ARCHIPELAGO CONCEPT yaitu laut sebagai penghubung
daratan sehingga wilayah negara menjadi satu kesatuan yang utuh sebagai Tanah
Air dan ini disebut negara kepulauan.
Pemahaman tentang negara atau state,
Indonesia menganut paham Negara Kepulauan yaitu paham yang dikembangkan dari
Archipelego Concept (Asas Archipelego) yang memang berbeda dengan pemahaman
Archipelego di negara-negara Barat pada umumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar